Ia datang tiba-tiba
dan ia juga pergi tiba-tiba…
Aku ingat. Saat itu sedang hari Sabtu
dan sudah malam, dua hari sebelum hari ulang tahunku. Jam sudah menunjukkan
tengah malam. Aku sedang bermain game di akun facebook ku. Saat aku mulai
menguap, ia mengirimiku pesan singkat lewat chatting.
Singkat saja, ia mengajakku
berkenalan. Tinggalnya di pulau Jawa bagian timurnya, sedangkan aku saja di
Tangerang yang ada di pulau Jawa bagian barat. Dari ujung pulau ke ujung pulau?
Jauh sangat. Ia adalah teman satu sekolah dari teman baik dunia mayaku. Namanya
Adit.
Orangnya sih asyik dan tak pernah
kehabisan kata untuk mengobrol denganku. Kami saling bercerita, tentang
kehidupan masing-masing. Saat itu aku masih duduk di kelas 8 dan kebetulan
sudah bulan mei jadi aku akan naik ke kelas 9. dan Adit sendiri baru selesai
UAN SMP, jadi kami beda setahun.
Tak terasa waktu cepat berlalu. Jam
sudah menunjukkan pukul setengah 2 pagi dan aku sudah sangat mengantuk.
Akhirnya aku pamit tidur. Tentunya setelah ia sudah mendapat nomer hand phone
ku.
Esoknya, aku baru bangun jam 11 pagi. Ada beberapa sms tak
terbaca yang tertera di hand phone ku. Beberapa sms dari teman-temanku dan satu
sms dari nomer tak di kenal. Lalu aku membalas sms teman-temanku lewat hand
phone Mamaku.
Sekitar pukul 1 siang, aku bermain
komputer dengan adikku. Baru saja beberapa menit terdengar suara orang
memanggilku. Ternyata teman-temanku. Aku pun kaget karena mereka datang secara
tiba-tiba dan kondisiku masih berantakan karena belum mandi. Mereka mengajakku
pergi dan tiba-tiba mereka melempariku dengan telur dan tepung! Oke, ini
kejutan SEBELUM hari ulang tahunku. Sangat tidak lucu. Setelah huru-hara yang
terjadi di jalanan komplekku, kami kembali ke rumahku. Mereka bilang, tidak
lucu kalau mereka mengerjaiku besok. Memang sih besok hari Senin, dan itu saat
aku berulang tahun. hari itu hari yang sangat mengejutkan bagiku.
Lalu malamnya aku mengisi pulsaku.
Lalu nomer tak di kenal tadi pagi mengirimku sms lagi. Ternyata itu Adit, orang
yang semalam mengajakku berkenalan. Akhirnya dari situ kami mulai berkomunikasi
lewat sms.
Aku menceritakan kejadian tadi pagi,
lalu ia membalas. Balasan yang membuatku bingung. Adit bilang, besok saat aku
berulang tahun ia ingin mengucapkan selamat untukku yang terakhir kalinya. Saat
aku bertanya kenapa, ia malah tak membalas lagi.
Esoknya aku benar-benar menunggu
ucapan darinya. Sampai jam 12 malam aku masih terjaga. Tapi Adit tak
mengirimiku sms satupun. mungkin ia sibuk. Lagipula aku tak terlalu
mempermasalahkan itu.
Delapan hari setelah ulang tahunku
Adit menghubungiku lagi. Kali ini mengirimi pesan singkat lewat chatting. Dan
ia tak menyinggung soal ulang tahun. Tapi aku bertanya apa maksudnya omongannya
waktu itu.
Suatu jawaban yang mengejutkan. Katanya,
“Iya soalnya aku pengen jadi yang
terakhir buat kamu…”
Satu gombalan yang membuatku salting.
Aku pun hanya menganggap kalau ia bercanda, tapi ternyata ia tak beranggapan
begitu. Asit bilang ia serius dengan ucapannya. Lalu aku tak membalas sms nya
itu.
Dua hari kemudian, sedang hari libur.
Tanggal merah. Aku dan anak-anak kelasku sedang berjalan-jalan ke kota tua. Aku mulai sering
berkomunikasi dengan Adit. Sekarang, ia sedang dalam perjalanan ke Bali . Perpisahan dari sekolahnya. Saat aku sedang makan
siomay di tempat makan bersama teman-temanku. Ia mengirimiku sms yang membuatku
langsung tersedak. “Aku suka kamu. Suka
bgt. Terserah mau percaya apa engga. Yg pasti aku suka kamu.”
Aku bingung. Kami baru kenal, lagipula
kenalnya lewat facebook pula. Aku kan
tak mengenalnya. Kepalaku langsung pusing. Yah, ia memang tak menembakku tapi
pernyataannya ini membuatku cukup pusing.
Adit sudah tau kalau aku sudah punya
pacar. Saat itu aku sedang berpacaran dengan anak satu sekolahku. Namanya Rian.
Ia memang tak menyuruhku memutuskan Rian, tapi dari sms-smsnya menunjukkan agar
aku cepat-cepat putus dengan Rian.
Dua hari sudah terlewat semenjak Adit
menyatakan perasaannya. Ia sangat rajin mengirimku sms dan memanggilku ‘sayang’. Aku memang agak risih, tapi
dalam hati aku lucu juga.
Esoknya, pada tanggal 20 pagi-pagi
sekali Rian mengirimiku sms. Sms minta putus. Dengan alasan ia telah melakukan
hal yang kularang padanya. Yah, ia memang salah satu dari sekumpulan anak-anak
otak ‘ngeres’ di angkatanku. Agak ‘nyesek’ sih baca alasannya. Hingga akhirnya
aku menyetujuinya dan kami putus.
Aku memberitahu Adit tentang ini dan
ia langsung menghiburku dengan menggombaliku lagi. Disini pun aku tersenyum
membaca sms-sms darinya. Malamnya, ia langsung menembakku. Tapi aku belum bisa
menerimanya. Hatiku masih sedikit menyayangi Rian.
Aku akhirnya memutuskan untuk bermain
game di facebook saja. Lalu dengan tak sengaja di berandaku terdapat update
Adit, beberapa jam yang lalu ia meng-upload foto. Dan aku membuka profilnya.
Saat kulihat foto-fotonya – penasaran, selama ini aku belum pernah melihat
fotonya! – aku terkejut. Begitu banayk fotonya saat di Bali
selama perpisahan kemarin-kemarin. Bukan karena foto yang begitu banyak, tapi
ternyata ia ganteng! Wih beruntung aku ada yang menungguku, ganteng lagi! Tak
seperti Rian. Sudah jelek, otaknya ngeres, pokoknya huh…
Akhirnya selama dua hari berselang aku
mulai melupakan Rian. Walau tiap hari di sekolah harus bertemu dengannya saat
ia pulang dan aku masuk – itu karena aku masuk siang dan ia masuk pagi.
Pada tanggal 23, akhirnya Adit
menembakku lagi. Akhirnya aku menerimanya. Pertama, karena kasihan. Kedua,
karena ia ganteng! Hehehe. Walau aku tak pernah melihatnya secara langsung tapi
terlihat ia tuh ganteng!
Akhirnya hubunganku berjalan selama seminggu
dan ia sangat perhatian padaku. Hubungan jarak jauh. Begitu teman-temanku tahu,
akupun langsung ditanya pertanyaan yang bertubi-tubi.
“Lo gak takut apa?”
“Kan lo belom pernah ketemu dia, kok mau?”
“Kalo ternyata dia kakek-kakek yang
nyamar jadi anak muda gimana?”
“Hah? Emang bisa kayak gitu? Iiihh!”
ada saja yang menanggapi omongan barusan.
Aku pun sebenarnya juga bingung.
Sekarang aku agak menyayanginya. Mungkin karena seluruh perhatiannya yang
bejubel, candaaannya yang membuatku tak pernah bosan sms-an sampai malam
dengannya. Ia sangat berbeda dengan pacar-pacarku yang sebelumnya.
Akhirnya teman baik dunia mayaku,
Febri – yang juga teman satu sekolah Adit – mengetahui hubungan kami. Ia
bilang, “Jangan sia-siain Adit mbak. Dia
orangnya baik lho…” Semoga saja apa yang Febri bilang benar.
Dua minggu hubunganku dengannya rasa
sayangku mulai bertambah. Semakin lama aku makin menyayanginya. Sangat. Walau
ini cuma hubungan jarak jauh, tapi aku sangat menyayanginya. Aku akan setia
padanya.
Kemudian…
Tinggal menghitung beberapa hari lagi.
Umur hubungan ini akan sebulan. Tapi selama seminggu terakhir ini ia tak
menghubungiku. Mungkin ia tak punya pulsa, atau ia sedang belajar atau apalah.
Hari ini aku baru saja pulang sekolah.
Sekarang tanggal 19 Juni, sekolahku sedang mengadakan Ujian kenaikan kelas.
Sepulang sekolah hari ini, aku bermain ke rumah temanku dulu, Fe. Aku pergi
kesana bersama Aci. Baru saja turun dari angkot, Adit mengirimiku sms.
Adit: “Heyy..”
Aku: “Iyaaa?”
Adit: “Aku mau ngomong serius sama kamu..”
Aku: “Ngomong apa?”
Feelingku berkata Adit mau minta
putus. Tapi kusanggah pikiran itu. Agak lama ia membalas kali ini, tak seperti
biasanya.
Dan akhirnya… benar! Adit minta putus!
Katanya, “Aku mau kita jadi temen aja…”
Mataku serasa panas tapi kutahan air mataku
agar tak keluar. Saat itu aku, Fe, dan Aci sedang berada di Indomaret.
“Lo kenapa?” tanya Fe.
“Nih liat.” Aku memberikan hand phone
ku padanya. Seketika, Fe langsung terkejut. “Kok dia gitu sih sama lo?!”
Aku hanya menggeleng. Kami keluar dari
indomaret dan berjalan menuju rumah Fe. Fe dan Aci mengobrol sambil berjalan
duluan. Sedangkan aku berjalan di belakang mereka sambil menunduk memainkan
hand phoneku. Pikiranku bertanya-tanya. Apa salahku padanya? Kenapa ia tega
melakukan ini?
Aku bertanya kenapa ia melakukan itu
semua padanya. Lalu Adit menjawab, “kamu
terlalu baik buat aku…”
Alasan yang tak logis! Umpatku dalam
hati. Tapi akhirnya aku… menyetujui permintaan putusnya. Begitu bodohnya. Tapi
apa yang harus kulakukan lagi? Tidak mungkin aku memohon-mohon agar ia tak
memutuskanku.
Sesampainya di rumah Fe, kami
mengobrol sebentar. Aku pun lebih banyak diam karena sebenarnya aku ingin
menjerit. Lebay ya? Iya namanya juga udah sayang banget. Aneh? Iya aneh. Belum
pernah bertemu, tapi sayangg bangett. Lucu? Lucu banget, sampai aku ingin
menangis.
Aku memutar lagu dari hand phoneku. Fe
sedang sibuk dengan twitternya. Sedangkan Aci tertidur di sofa karena
mengantuk. Maklum, ia tak biasa bangun pagi untuk sekolah.
Air mataku menetes satu persatu. Tapi
buru-buru kuhapus. Bahkan akupun ketahuan Zahra, adiknya Fe kalau aku menangis.
Aku pulang dari rumah Fe sekitar jam 5
sore. Malamnya, di kamar ku dalam kesendirian aku menangis. Mengingat Adit.
Cowok ini sudah mengendap di pikiranku.
Ini aneh. Aku menyayangi orang yang
tak pernah bertemu denganku sebelumnya. Bahkan aku sangat menyayanginya!
Esok paginya, aku datang cepat ke
sekolah. Semalaman aku kurang tidur.
“Eh lo putus sama Adit?” tanya Tia
begitu aku sampai kelas.
“Iya.” jawabku singkat.
“Pantes! Tadi nih gue liat Adit
ngeperbarui status hubungannya sama siapa gitu di facebook. Lo liat aja
sendiri.”
“Hah?”
Aku langsung membuka akun facebook ku
lewat hand phone. Ternyata benar! Adit baru saja jadian dengan satu cewek namanya
Rere! Jadi, dia memutuskanku karena cewek yang namanya Rere?
Aku langsung diam. Pasrah. Ya
sudahlah. Biarkan ia bahagia dengan cewek barunya itu. Semoga karma mengikutimu
man! Hahaha!
Beberapa waktu telah berlalu…
Bulan
Juni sudah mau berakhir dan sudah mau masuk tahun ajaran baru sekarang. Dua
minggu setelah putus, Adit mulai menghubungiku lagi walau tak sesering dulu. Ia
sering bercerita tentang cewek barunya TANPA memikirkan perasaanku!
Tapi
aku akhirnya hanya menanggapi dengan biasa-biasa saja tanpa ada apa-apa.
Seluruh perhatian dan pengertianku kuberikan lagi padanya. Sampai ia bilang, “Kamu emang mantanku yang paling baik…”
Suatu
hari, ia bilang ia ingin putus dengan pacarnya, Rere. Serta ia ingin balikan
denganku. Sungguh aku sangat senang! Kulupakan orang-orang yang sedang dekat
denganku seperti Rizal – sahabat Rian yang tak sengaja berkenalan denganku –
atau siapapun.
Tapi
itu memang baru niatnya saja. Ia belum putus dengan Rere. Tapi ia bilang ia
akan mengusahakan untuk putus secepatnya dan bisa mendapatkan ku kembali.
Akhirnya
setiap hari Adit mengirimiku sms seperti masa pedekate dulu. Pernah ia mencoba
memutuskan Rere, tapi sayang cewek itu malah tak mau.
Kemudian,
pada tanggal 15 Juli Adit bilang kalau ia sudah putus. Ia menceritakan segalanya.
Saat Adit mendengar kedekatan Rere dengan adik kelasnya. Lalu saat Adit
memberikan Rere pilihan antara Adit atau adik kelas itu. Rere pun bukan memilih
Adit! Haha. Sepertinya itu karma untukmu Dit! Tapi tak apa-apa masih ada aku…
Tiga
hari kemudian, pada tanggal 18 akhirnya aku menerimanya kembali menjadi
kekasihku. Hubungan kami berjalan lancer seperti dahulu. Aku pun sangat
bahagia.
Baru
akan menjadi seminggu kami balikan, kami bertengkar. Entah, aku lupa karena
apa. Lalu hubungan kami selanjutnya dilanjutkan dengan pertengkaran,
pertengkaran, dan pertengkaran. Tak indah seperti dulu.
Pada
saat tiga minggu hubungan berlanjut, Adit meminta maaf padaku kalau selama ini
ia berubah dan suka marah-marah. Lalu kami tak pernah bertengkar lagi. Tapi itu
hanya beberapa saat, akhirnya kami pun bertengkar lagi dan lagi…
Tapi
ternyata dengan pertengkaran yang terus berlanjut ini, hubungan kami bisa
mencapai sebulan. Pada jam 12 malam tepat pada tanggal 18 Agustus, aku
mengucapkan selamat. Beruntung ia belum tidur. Kami berkomunikasi lewat
twitter. Aku pun meminta agar kami jangan pernah bertengkar lagi. Dan ia juga
menyutujui permintaanku. Saat itu aku sangat sangat menyayanginya.
Lalu…
Hari
itu tanggal 22. aku yang bosan karena sudah tiga hari ini Adit tak menghubungiku
sedang membuka-buka facebook. Saat itu aku iseng membuka facebook Adit.
Kebetulan saat itu aku yang mengganti passwordnya.
Aku
sedang membuka messages di facebooknya dan aku membacanya satu persatu. Di
message yang ke-4, dari seorang cewek bernama Vrisa aku terkejut membacanya.
Semua sms sayang-sayangan dan semuanya! Saat itu dadaku sesak. Percakapan yang
sok romantis seperti orang pacaran. Dan parahnya Adit melakukan itu saat aku
sedang berpacaran dengannya. Jadi dia selingkuh?
Aku
pun ingat semua status BBM-nya. Tentang seseorang yang sepertinya tak aku
kenal. Aku membaca semua statusnya dari hape Fe yang sewaktu itu masih BB.
Semua pertanyaanku tentang status BBM-nya selama itu terjawab dari semua
message dari Vrisa ini.
Air
mataku langsung mengalir dengan derasnya. Aku langsung menghubungi Adit dan
meminta penjelasan. Untung ia langsung membalas sms ku. Padahal aku khawatir
biasanya ia sedang tidur jam segini.
Begitu
aku meminta penjelasannya, ternyata ia langsung marah-marah! Tanpa memberikanku
alasan yang logis? Ia langsung mengira aku ingin putus tapi sebenarnya tidak!
Karena
hatiku telah begitu sakit, aku akhirnya meminta agar aku dan dia lebih baik
putus. Saat aku mengetik sms itu, perasaanku sangat sakit. Tidak kusangka ia
menduakanku! Padahal Febri bilang Adit orang yang baik, tapi apa?
Begitu
teman-temanku mengetahui hal ini, mereka langsung beranggapan bahwa Adit ini
jahat karena sudah dua kali menyakitiku. Putri, sahabatku dari kelas tujuh
langsung meminta nomer Adit untuk menanyakan kenapa Adit menyakitiku. Begitu
juga Febri yang sekarang satu sekolah lagi dengan Adit langsung menanyakannya.
Semua
teman-temanku bilang agar aku move on dan melupakannya. Tapi tak bisa! Aku
sangatt menyayanginya. Perasaan ini tak bisa hilang. Mungkin bisa, tapi akan
butuh waktu lama…
Kata
Putri esoknya, ternyata Adit mengelak. Ia bilang Vrisa bukan siapa-siapanya.
Cuma adik kelasnya. Memang setiap bicara dengan cewek ia begitu katanya. Yah
ampun!? Bicara dengan adik kelas pakai sayang-sayangan? Pakai symbol cium/peluk?
Apa gak bisa disebut pacar tuh? Hah?
Akhirnya
aku pun pasrah. Entah akan jadi apa perasaan ini nantinya. Lebih baik aku diam
saja, daripada memperpanjang masalah ini.
Sebulan
setelah itu kami mulai jarang berkomunikasi. Bahkan berbulan kemudian kami
sudah lost contact. Setiap tanggal 18 tiap bulannya kutandai. Sampai sekarang,
sudah mau akhir tahun dan kami tak pernah berkomunikasi lagi.
Goodbye
kenangan. Semoga kau akan kembali lagi nanti…
No comments:
Post a Comment